Klaten, saktenane.com
Untuk memulihkan jumlah pengunjung pasca pandemi, Pemerintah Desa Kupang, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten menggelar senam bersama di obyek wisata Gunung Wijil.
Adapun kegiatan senam tersebut dilaksanakan secara rutin setiap hari Minggu pagi dan terbuka untuk umum.
“Diikuti kelompok senam di masing-masing RT dan masyarakat umum boleh ikut, dari luar desa juga boleh ikut,” ujar Kades Kupang Sutari, Minggu (14/11/2021)pagi.
Sutari menjelaskan, selama pandemi kunjungan di obyek wisata yang dikelola BUMDes Desa Kupang tersebut menurun drastis. Karena sekarang kondisi sudah membaik maka berbagai upaya dilakukan agar kunjungan ke Gunung Wijil bisa pulih seperti saat sebelum pandemi.
“Harus berusaha dan tetap semangat untuk kemajuan desa,” tandasnya.
Ia menerangkan, disisi utara Gunung Wijil telah dibangun sebuah taman yang megah dan indah, sementara untuk disisi selatan ada tebing batu dan goa serta ada batu yang dikenal dengan watu boyo (batu buaya) karena bentuknya memanjang seperti buaya.
Sementara disisi timur, ada pohon Tanjung yang konon katanya tidak pernah mengering walaupun kemarau panjang. Sedangkan untuk pohon yang lain sudah meranggas (menggugurkan daun) disaat kemarau.
Dipuncak bukit Gunung Wijil, terdapat pohon beringin yang besar dan juga petilasan Syeh Joko. Disitu ada juga komplek makam kerabat Karaton Surakarta. Selain itu, terdapat pula Makam Ki Ageng Lokojoyo maupun makam R. Ayu Yudorono yang merupakan keturunan Sedah Merah yang selama hidupnya tidak mempunyai suami.
“Di komplek makam inilah banyak orang yang berkunjung dan melakukan laku spiritual atau istilahnya ngalap berkah. Tujuannya apa, saya sendiri tidak tahu, yang banyak orang dari luar kota,” terangnya.
Sutari menyatakan obyek wisata ini dibangun untuk pemberdayaan masyarakat dan peningkatan perekonomian warga masyarakat Desa Kupang. Pemerintah Desa Kupang akan terus mengekplorasi potensi wisata di Gunung Wijil untuk kesejahteraan warga.
“Semenjak dibangunnya obyek wisata Gunung Wijil ini masyarakat sekitar bisa kami berdayakan ekonominya. Untuk saat ini untuk masuk obyek wisata masih gratis, cuma sekedar bayar parkir saja,” jelasnya. (ino)