Klaten, saktenane.com
Peduli akan kelestarian lingkungan, Lakpesdam NU Klaten melakukan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga dan pendidikan anti korupsi. Acara yang dilaksanakan bersamaan dengan pembagian santunan untuk anak yatim dan pemberian tali asih bagi marbot masjid tersebut dikemas dalam bentuk sarasehan (diskusi) sederhana dan dilanjutkan dengan buka bersama.
Sebagai narasumber acara, Lakpesdam NU Klaten menghadirkan tokoh masyarakat Klaten yang berkompeten dibidangnya, yakni Ambar Soeseno, tokoh masyarakat Klaten yang kebetulan juga bekerja sebagai anggota KPK RI dan Abdul Muslih dari Aliansi Rakyat Anti Korupsi (ARAK) Klaten. Acara yang dipandu oleh moderator Bakti Satria Putra ini bertempat di Pendopo Barata, Dk. Jitengan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Sabtu (29/03/2025) sore.
Kepada awak media, Ketua Lakpesdam NU Klaten, M. Nuryadin Edy Purnama menyatakan, kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan Lakpesdam NU Klaten sebagai bentuk komitmen PC NU Klaten dalam pencegahan perubahan iklim dan edukasi pencegahan korupsi terutama di lingkungan Nahdlatul Ulama pada khususnya dan umumnya kepada masyarakat luas melalui jaringan yang sudah dibangun.
“Kami mendorong partisipasi masyarakat warga Klaten agar menyadari pentingnya peduli lingkungan hidup dan membangun masyarakat utamanya Nahdliyin agar berperilaku hidup jujur dan amanah terutama di lingkungan organisasi lembaga masing-masing,” ujar pria yang akrab dipanggil Mas Jojon ini.
Menurut Nuryadin, peserta yang diundang dalam acara ini, dari berbagai elemen masyarakat dan badan otonom (Banom) NU Klaten.
“Dari Banom NU ada Fatayat, Muslimat, Banser, Pagar Nusa dan GP Ansor. Dari masyarakat umum ada Karang Taruna dan tokoh masyarakat serta warga sekitar,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, pihaknya mendorong peran serta ormas untuk ikut peduli dan mengawasi kebijakan pemerintah terutama pada kebijakan yang menyangkut isu lingkungan.
“Baik dari NU maupun Muhammadiyah selalu bergandengan tangan bersama, kalau ada kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan isu lingkungan ya harus kita tolak. Sudah sering kita angkat permasalahan yang berkaitan dengan sampah. Isu lingkungan dan korupsi tidak bisa dipisahkan, misal pada kegiatan tambang galian C dan ilegal logging,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Ambar Soeseno mengajak masyarakat Klaten untuk peduli lingkungan, baik dengan lingkungan masyarakat sekitar maupun dengan lingkungan alam.
“Dengan masyarakat sekitar, kita harus berbagi. Makanya pada sore hari ini kita juga berbagi kepada adik-adik kita yang sudah yatim. Dengan dengan lingkungan alam, kita harus melakukan pencegahan kerusakan alam,” terangnya.
Ia menjelaskan, korupsi bisa menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerusakan lingkungan bisa menyebabkan korupsi. Karena merupakan simbiosis mutualisme bagi para koruptor, selalu dua sisi mata uang.
“Karena kalau ada korupsi, pasti di situ ada kerusakan lingkungan. Contohnya terkait dengan perijinan, dokumen terbang dan lainnya. Yang Ilegal jadi legal, disitulah terjadi korupsi,” tandasnya.
Ambar berharap pemerintah Kabupaten Klaten dengan kepemimpinan bupati yang baru bisa mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang besar tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan.
“Pengusaha butuh penguasa, penguasa butuh pengusaha. Tetapi bagaimana pengusaha tetap mendapatkan untung, pemerintah daerah mendapatkan penghasilan PAD namun tidak merusak lingkungan, itu poin-nya,” imbaunya. (i&o)