Klaten, saktenane.com
Di Juwiring ada dangkel pring (bonggol bambu) yang akan dijual melalui lelang dengan harga 300 juta rupiah. Hasil lelang rencananya untuk membantu warga yang tidak mampu dan sebagian akan diserahkan ke Komunitas Peduli Klaten.
Keunikan dangkel pring (bonggol bambu) ini terdapat pada susunan dangkelnya yang menyambung secara alamiah dan berbentuk mirip lafadz Allah.
Pemilik dangkel pring, Ponimin saat ditemui saktenane.com dirumahnya, Dk. Platen RT 02 RW 01 Desa Sawahan, Kecamatan Juwiring, ia mengatakan, dangkel pring (bonggol bambu) mirip lafadz Allah itu ia temukan tergeletak di area Sendang Ledek yang berjarak satu kilometer dari rumahnya, kira kira tiga tahun silam. Sebelum menemukan dangkel pring unik ini, ia mengaku sempat bermimpi ditemui seorang kakek berjubah putih.
“Saya melaksanakan Shalat Tahajud selama tiga tahun berturut-turut, kemudian bermimpi bertemu dengan sosok pria tua berpakaian serba putih. Kemudian waktu ke Sendang Ledek saya mendapatkan bambu ini,” ucap Ponimin, Jumat (21/08/2020) siang.
Menurut Ponimin, bonggol bambu yang didapatkan itu adalah jenis bambu ampel (pring ampel). Pada saat pertama kali ditemukan, bambu tersebut dalam posisi tergeletak ditepian Sendang Ledek. Ketika itu hanya dirinya yang bisa melihat bambu tersebut. Kemudian bambu itu ia bawa pulang dan dirawat sampai saat ini.
“Saat itu, perut saya tiba-tiba terasa mules, setelah perut saya lega saya melihat dangkel pring (bonggol bambu) ini tergeletak di pinggiran Sendang Ledek. Selama tiga tahun bambu ini saya rawat dan diletakkan di ruang tamu,” Ujarnya.
Ponimin mengungkapkan, ada keanehan pada dirinya semenjak merawat bonggol bambu unik tersebut. Perangainya yang biasanya brangasan (pemarah), berangsur-angsur menjadi penyabar dan penyayang terhadap istri dan anak -anaknya.
“Sejak ada bambu ini saya merasa lebih ayem, tentram dan damai. Sama keluarga dan anak-anak semakin sayang. Kalau dulu sebelum dapat bambu saya tergolong galak di rumah,” tuturnya.
Lebih lanjut Ponimin menjelaskan, bonggol bambu unik yang memiliki tinggi sekitar 1,5 meter tersebut akan dijual atau dilelang dan hasilnya akan digunakan untuk kepentingan sosial.
“Saya buka harga 300 juta rupiah, ini asli boleh dicek, diteliti, tidak ada sambungan, semua karena proses alamiah. Sudah ada orang dari Jakarta yang melihat kesini,” terangnya.
Ponimin menambahkan, tidak ada ritual apapun dalam merawat bonggol bambu unik tersebut. Dan selama dirawat dirumahnya juga tidak ada kejadian yang ganjil atau aneh, justru keluarga merasa makin bahagia.
“Sebenarnya sayang juga untuk menjualnya, tapi karena saya merasa iba melihat banyak warga yang dalam situasi pandemi Covid-19 ini kehilangan mata pencaharian. Uang dari penjualan ini nantinya akan saya serahkan ke fakir miskin dan Komunitas Peduli Klaten,” pungkasnya. (ino)