ISEF Ke-8, Kedepankan Makanan Halal

Yogyakarta, saktenane.com

Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 yang digelar tahun ini mengedepankan industri makanan dan fashion untuk pemulihan ekonomi dan meningkatkan industri halal di Indonesia. Turut hadir secara virtual dalam pembukaan ISEF ke-8 Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X didampingi oleh Asisten Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Tri Saktiyana.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam sambutannya mengatakan selama delapan tahun pelaksanaan, ISEF telah mampu menjadi upaya pengembangan ekonomi syariah. Perry menyampaikan setiap tahun Indonesia bergerak menjadi pusat ekonomi keuangan syariah dengan menjalin kerjasama dengan membangun ekosistem ekonomi syariah. Dengan mengusung Tema, Magnifying Halal Industries Through Food and Fashion Markets For Economic Recovery, Perry berharap ISEF mampu mendayagunakan makanan halal dan fashion muslim sebagai upaya pengembangan perekonomian. “ISEF juga sebagai wujud komitmen untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah melalui pemberdayaan ekonomi syariah untuk membangun ekosistem halal dari kecil hingga besar,” ujarnya, Rabu (27/10/2021).

Pengembangan keuangan syariah untuk memperkuat produk dan akses keuangan dari perbankan dan lembaga keuangan hingga mobilisasi wakaf, infaq dan sedekah. Perry menambahkan berbagai rangkaian kegiatan telah dilakukan seperti webinar, business matching dan business deal, serta perluasan pasar domestik dan global termasuk ke e-commerce  global.

Hingga Oktober 2021, ISEF telah diikuti lebih dari 151 ribu peserta dengan kesepakatan bisnis Rp 7,81 triliun. Rangkaian kegiatan ini akan berjalan selama sepekan hingga 30 Oktober 2021 dengan sebagian besar kegiatan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Hasil survey tahun ini, lanjutnya, menunjukkan peningkatan literasi terhadap ekonomi syariah meningkat dari 16,3 % menjadi 20,1%.

Sementara itu, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengatakan dalam tataran global, sektor keuangan syariah mengalami peningkatan signifikan. Tahun 2019 jumlah masyarakat muslim dunia 1,9 miliar orang. Potensi ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan Indonesia sebagai produsen produk halal guna memenuhi kebutuhan global. “Apresiasi dan penghargaan kepada Bank Indonesia yang konsisten menyelenggarakan ISEF meski kondisi pandemi,” terangnya.

Pelaksanaan ISEF ke-8 ini, lanjutnya, membuktikan pandemi tidak menyurutkan semangat dan optimisme untuk mengembangan ekonomi dan keuangan syariah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.  Indikator ekonomi syariah Indonesia menduduki peringkat 4 dunia di bawah Malaysia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Indikator pada penilaian tersebut meliputi keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, fashion muslim, obat halal, kosmetik halal dan makanan halal. Dari indikator tersebut, posisi ekonomi keuangan syariah Indonesia yaitu makanan dan fashion masuk dalam 5 besar.  “Indonesia bisa jadi lead di masa yang akan datang,” harapnya.

Pemerintah, lanjutnya, telah melakukan upaya peningkatan industri halal agar berkontribusi lebih besar melalui perbaikan peraturan dan kebijakan.Juga terbitnya master plan Economic Syariah Indonesia 2019-2024 sebagai arah strategis pengembangan syariah di Indonesia. ISEF merupakan acara tahunan terbesar di Indonesia yang menjadi wadah integrasi berbagai kegiatan di sektor ekonomi dan keuangan syariah. Tidak hanya melibatkan instansi, lembaga nasional tapi juga internasional.

Sumber: Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *