Klaten, saktenane.com
Warga Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten sudah taat protokol kesehatan dan menyadari bahwa memakai masker saat keluar rumah sebagai sebuah kebutuhan. Hal itu terlihat saat diadakannya operasi yustisi penertiban pemakaian masker pada hari Selasa (22/09/2020) dan Kamis (24/09/2020). Dalam operasi tersebut yang terjaring merupakan warga dari luar Desa Sribit yang kebetulan melintas. Justru warga desa setempat tidak ada yang terjaring razia.
Kepala Desa Sribit, Alibi menyampaikan, disetiap saat, baik saat operasi yustisi maupun kegiatan rapat dan lainnya, gugus tugas Covid-19 tingkat desa selalu mensosialisasikan pentingnya pemakaian masker saat keluar rumah.
“Memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tidak harus dalam forum yang formal, sambil ngobrol di wedangan juga bisa, di pinggir sawah juga bisa,” ungkap Alibi, Kamis (24/09/2020).
Ia menyatakan, dalam operasi yustisi yang dilaksanakan di wilayahnya, tidak menerapkan denda maupun hukuman. Namun lebih menekankan untuk menggugah kesadaran dan rasa berkebutuhan akan pemakaian masker.
“Masker sebagai kebutuhan untuk melindungi diri dan melindungi orang lain dari penyebaran virus Covid-19,” ujarnya.
Berdasarkan hasil dari operasi yustisi yang dilaksanakan pada hari Selasa(22/09/2020) pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB, menurut Alibi, hanya terjaring 1 orang yang melanggar protokol kesehatan tidak memakai masker.
” Dua jam razia hanya mendapatkan satu orang yang tidak memakai masker, itupun bukan warga Sribit,” jelasnya.
Sedangkan dalam operasi yang dilaksanakan pada hari Kamis (24/09/2020) di 3 titik lokasi, didapati 4 orang yang melanggar protokol kesehatan tanpa mengenakan masker.
” Mereka yang melanggar itu petani yang pulang dari sawah, menurut mereka kalau berjemur (dede) disawah itu sehat jadi tidak usah memakai masker. Padahal seharusnya saat disawah sendirian boleh tidak memakai masker, namun saat perjalanan pulang dari sawah harus memakai masker karena pasti akan bertemu ataupun berpapasan dengan orang lain,” tuturnya. (ino)
